Selasa, 05 April 2016

Delapan Hari Menjelajah Tiga Kabupaten





Lintas Sinjai, Bone, Maros
Latihan Pemantapan III
15 s/d 23 Juli 2011

Perjalanan Menuju Kabupaten Maros
      Jum’at, sore itu kami peserta Latihan Pemanatapan (lapan) memulai perjalanan meninggalkan kampus sekitar pukul 3 sore dengan menggunakan mobil polisi yang kami sewa dan tiba di Tanah Lembang kabupaten Sinjai sekitar pukul  8 malam. Perjelanan sangat melelahkan karena kami harus berdesak-desakan dalam satu mobil dengan barang bawaan kami. Setelah sampai kami beristirahat disalah satu rumah senior di tanah lembang dan akan memulai perjalanan besok pagi. Gila..... ternyata suhu di daerah itu cukup dingin, sehingga aku dan beberapa teman lainnya tidak bisa tidur dengan nyenyak.  
Pagi pun tiba, mentari bersinar cerah pagi itu. Kami bangun, sarapan, packing dan bersiap-siap untuk memulai perjalanan. Perjalanan pun dimulai, tak lupa kami berdoa demi kelancaran kegiatan kami. aku bergabung di kelompok II bersama Magma sebagai ketua tim, Gurita, Akasia dan Ombak. jalan beraspal menyambut awal perjalanan kami, disusul jalan beton hingga jalan pengerasan menuju sungai.  Sebuah jembatan gantung kami lewati sebelum kami melewati sebuah perkampungan dan memutuskan untuk camp di sekitar puncak bulu Laha-laha setelah hari mulai gelap. Kami pun membagi tugas, ada yang menderikan tenda dan sebagian lagi memasak dan mengambil air. Setelah semuanya sudah beres, kami makan malam bersama kemudian melanjutkan kegiatan dengan brifing dan terakhir adalah bubikz...
Tanpa terasa pagi pun membangunkan kami dari tidur nyenyak kami. satu persatu kepala bermunculan dari  dalam tenda. Kami tak mau menyia-nyiakan waktu, aku bergegas mengambil air untuk persedian memasak, setelah packing dan sarapan. Hari ini aku, babon, gurit, ombak dan edelweis bertugas sebagai Leader, makanya kami berangkat lebih awal dari teman-teman yang lain. Disinilah kami benar-benar merasakan kerasnya alam, hutan lebat, semak belukar dan sungai harus kami lalui dengan bersusah payah karena selain bertugas sebagai leader, kami juga harus membuka jalur baru. Tebasan-tebasan bayonet (parang) tak henti-hentinya aku layangkan, tapi jangan salah, meskipun kami menebas pohon dan rerumputan liar, kami tidak merusak ekosistem hutan yang kami lalui karena yang kami hanyalah ranting-ranting pohon yang menghalang agar bisa dilalui satu orang saja.
Hari mulai sore, sampailah kami disebuah persawahan yang membentang luas, sangat jarang rumah penduduk yang kami temui. Kalau ngak salah aku hanya melihat dua buah rumah penduduk saja, itu pun saling berjauhan dan kami pun akhirnya memutuskan untuk camp di dekat salah satu rumah warga yang kami temukan, apalagi hari sudah malam dan sumber air bersih hanya ada disitu. Setelah semua anggota telah sampai di camp, kami pun langsung mendirikan tenda dan memasak untuk makan malam, kemudian brifing dan setelah itu bubikz.
Pagi pun kembali menyambut, kami segera bergegas untuk melanjutkan perjalanan. Setelah sarapan dan packing, team leader pun berangkat lebih awal. Hari ke-tiga perjalanan, aku dan Babon kembali menjadi leader, ditemani Belalang, Akasia dan Cheeta. Perjananan kami mulai dengan menuruni bukit dan menyebrangi sungai, kemudian mulai menanjak menulusuri kebun penduduk, hingga akhirnya kami menemukan jalan setapak yang kemudian membawa kami ke perkampungan.
Sinar matahari pun mulai terasa terik, setiba diperkampungan, kami pun memutuskan untuk beristirahat dirumah masyarakat setempat. Setelah beberapa jam beristirahat, kami kembali melanjutkan perjalanan menulusuri jalan pengerasan disekitar desa menuju ke arah barat. Tak terasa hari pun semakin sore, sementara itu kami belum mendapatkan tempat camp yang memadai. Hingga akhirnya kami bertemu dengan team peninjau (dewan senior) yang kemudian membantu kami untuk mencari tempat camp. Di ujung perkampungan akhirnya kami menemukan sebuah tanah lapang dan kami memutuskan untuk camp ditempat tersebut. Setelah semua anggota sampai, kami langsung mendirikan tenda dan memasak, kemudian makan malam, brefing da bubikz......
Pagi pun tiba, tak terasa udah sudah hari ke-empat perjalanan kami. Setelah masak, sarapan dan packing, team leader pun berangkat lebih dulu. Kali ini Agas, Selulosa, Mahoni, Gourdam dan Flysheet yang bertugas sebagai leader. Perjananan kami mulai dengan mengikuti jalan setapak menuju sungai searah dengan arah kompas yang telah kami kunci pada peta.
Setelah sampai disungai, kami sempat beristirahat sejenak sambil minum kopi dan cemilan. Beberapa saat setelah itu, team leader pun kembali melanjutkan perjalanan menulusuri perkebunan penduduk, sampai-sampai naik memotong sebuah gunung yang jalurnya cukup terjal. Bahkan kami harus menggunakan webing untuk membantu kami mencapai punggungan gunung tersebut.
Sesampainya dipunggungan, kami sempat beristirahat sejenak karena sudah ngos-ngosan, kemudian kami melanjutkan perjalanan. Kali ini turunan terjal sudah menanti, secara pelan-pelan pun kami turun, hingga akhirnya menemukan sebuah jalan pengerasan menuju perkampungan. Kami pun mengikuti jalur tersebut hingga sampai diperkampungan dan mencari tempat camp disekitar persawahan yang dekat dengan sumber air.
Malam pun tiba, tenda-tenda telah didirikan. Sementara itu makan malam juga sudah siap, kami semua makan bersama-sama dan setalah makan malam kami lanjutkan dengan brefing kemudian bubikzzzz....
Pagi pun tiba, sinar matahari pagi kembali menyambut. Segelas teh hangat menemani sarapan kami dipagi ini. Setelah sarapan dan packing, perjalanan kembali kami lanjukan. Kali ini aku kembali menjadi leader, ditemani Mahoni, Selulosa, Ceremai dan Flysheet. Perjalanan dimulai dari tempat camp menulusuri perkebunan penduduk, hingga memasuki hutan. Dalam perjalanan kami sempat berhenti untuk beristihat dan melakukan retection, untuk mengetahui posisi kami sekarang dan mengabarkan kepada team peninjau. Kemudian kami kembali melanjutkan perjalanan menulusuri hutan, sampai akhirnya tiba disebuah punggungan. Setelah melihat peta, ternyata perkampungan masih jauh meskipun sudah terlihat. Kami pun akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan meskipun hari sangat sore. Hutan lebat pun meyambut, dengan terpaksa kami harus kembali membuka jalur. Tanpa terasa malampun tiba, sementara perkampungan tak kunjung terlihat. Sialnya lagi penerangan tidak mencukupi untuk semua anggota, apalagi kami terhadang jurang yang cukup terjal didepan. Kami pun akhirnya memutuskan untuk camp didalam hutan, kami berusaha mencari tempat camp yang layak namun tak kunjung dapat.
Akhirnya kami camp disebuah tempat yang hanya bisa didirikan satu tenda saja untuk anggota perempuan. Sementara itu anggota laki-laki tidur dibagian luar saja dengan beralas matras dan beratap flysheet. Untuk makan malam, kami hanya memasak sedikit saja, yang penting ada yang bisa mengganjal perut dan kami juga tidak melaksanakan brefing, melihat kondisi teman-teman yang kecapean. Jadi setelah makan malam, kami langsung beristirahat..... bubikzzzzzzzzzzz................!
Pagi kembali menyambut..... meski tidur semalam kurang nyenyak tapi aku tetap bersyukur masih bisa beristirahat. Kami bangun agak kesiangan, ditambah lagi waktu sarapan dan packing membuat kami jadi terlambat berangkat untuk melanjutkan perjalanan.
Sekitar pukul 10.00 wita, kami semua berangkat meninggalkan camp, kali ini tidak ada yang khusus jadi leader. Tetapi siapa saja yang lebih cepat berjalan, maka merekalah yang dianggap sebagai leader. Target kami hari ini adalah sampai diperkampungan dan rintangan pertama yang harus kami lalui adalah menyeberangi sungai kecil yang banyak pacetnya, kemudian membuka jalur menanjak yang banyak semak-semaknya. Untuk mencapai punggungan saja kami harus bersusah payah, apalagi disekitar hutan itu banyak terdapat tumbuhan yang sangat gatal apabila terkena kulit. Salah sau korbannya adalah aku, aku sempat tak mampu berjalan karena gatalnya tumbuhan tersebut. Untung saja kotak P3K selalu bersamaku. Sehingga rasa gatal pada lutut dan betisku dapat berkurang setelah aku bersihkan dengan alkohol dan berikan minyak gosok.
Perjalanan kembali aku lanjutkan, teman-teman yang lain sudah jauh didepan. Aku termasuk dalam kelompok paling belakang. Hari hampir sore, dipunggungan teman-teman sudah menunggu. Sesampainya dipunggungan teman-teman langsung melanjutkan perjalanan menuju perkampungan, apalagi perkampungan sudah terlihat. Semangat kami kembali menggebu-gebu lagi, meskipun aku dibarisan paling belakang. Menuruni bukit dengan sedikit semak-semak merupakan tantangan yang harus kami hadapi menuju perkampungan dan menyeberangi sungai merupakan tantangan terakhir sebelum kami sampai diperkampungan.
Tak terasa hari pun semakin sore, akhirnya kami pun sampai diperkampungan, melewati selah-selah rumah penduduk, hingga akhirnya kami tiba disebuah lapangan tempat kami camp. Lucunya kami disambut oleh masyarakat sekitar bagaikan selebriti, semua masyarakat berkumpul disekitar lapangan untuk melihat kami, bahkan suguhan teh panas dan cemilan diberikan kepada kami.
Setelah malam datang, tenda-tenda telah didirikan, serta makan malam juga telah siap. Kami bergegas makan bersama kemudian melanjutkan kegiatan dengan breefing dan terakhir bubikzzzz.........
Huaaa............ tak terasa pagi kembali menyambut, begitu aku menampakkan kepalaku diselah-selah pintu tenda, aku sedikit terkejut melihat sudah banyak masyarakat yang berkerumun disekitar tempat camp. Tanpa diminta-minta teh hangat sudah disipkan oleh masyarakat sekitar, jadi kami cukup beli celiman untuk sarapan.
Setelah sarapan, kami langsung packing kemudian pamit sama masyarakat yang ada disekitar tempat camp untuk melanjutkan perjalanan menuju bislab maros. kali ini aku kembali menjadi leader, ditemani Ozon, Ombak, Akasia dan Agas. Kami memulai perjalanan menulusuri jalan pengerasan menuju kampung seberang. Di dalam perjalanan kami melihat banyak sekali kemiri yang sedang dikeringkan oleh masyarakat, mungkin ini adalah salah satu sumber penghasilan bagi masyarakat setempat.
Setelah kami sampai di desa terakhir sebelum perbatasan antara kebupaten bone dan maros, kami memutuskan untuk beristirahat dan berhubung karena hari ini adalah hari jum’at, maka aku dan beberapa teman yang muslim melaksanakan shalat jum’at bersama masyarakat setempat. Sementara teman-teman yang perempuan memasak untuk masak siang.
Setelah shalat jum’at bersama masyarakat setempat, kami makan siang bersama, kemudian kami melanjutkan perjalanan. Leader berangkat lebih dulu meninggalkan perkampungan di ikuti teman-teman yang lain. Menulusuri jalan setapak yang menanjak menuju hutan, tidak menurunkan semangat kami. dalam perjalanan kami bertemu dengan beberapa masyarakat yang sedang membawa rotan dari dalam hutan.
Selepas dari hutan heterogen, kami langsung memasuki hutan pinus. Setelah keluar dari hutan pinus, kami pun beristirahat sejenak sembari menunggu teman-teman yang masih dibelakang, Apalagi matahari sudah hampir terbenam.
Tak lama kemudian semua anggota pun datang, sementara itu perkampungan yang ingin kami tuju masih cukup jauh, apalagi hari sudah malam. Tetapi kami memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan meskipun sudah malam, berhubung karena disekitar tempat kami beristirahat tidak ada sumber air. Dengan penerangan yang seadanya, kami pun kembali melanjutkan perjalanan menuju perkampungan, menulusuri jalan setapak ditengah-tengah heningnya malam, terkadang sesekali suara lolongan anjing terdengar disaat kami mulai memasuki perkampungan.
Pada akhirnya sekitar pukul 9 malam, kami memutuskan untuk camp disekitar rumah warga, berhubung karena (akasia) salah satu anggota perempuan yang sudah tidak mampu untuk melanjutkan perjalanan. Kami pun langsung mendirikan tenda, sebagian ada juga yang memasak. kemudian setelah makan malam, kami langsung beristirahat dan tidak melaksanakan breefing, berhubung karena kondisi teman-teman yang terlalu capek. Jadi langsung bubikzzzzz...........
Pagi pun kembali menyambut, hari ini adalah hari ke-delapan perjalanan kami. Sementara itu salah satu peserta lapan sudah tidak mampu melanjutkan perjalanan, jadi kami langsung meminta bantuan team peninjau untuk menjemput akasia.
 Sembari menunggu team peninjau datang, sebagian dari kami memasak untuk sarapan. Apesnya lagi, bahan bakar yang kami bawah sudah hampir habis, jadi untuk menghemat bahan bakar kami menggunakan kayu bakar untuk memasak. Setelah sarapan siap, kami pun sarapan bersama-sama kemudian packing untuk melanjutkan perjalanan. Setelah team peninjau datang untuk menjemput akasia, kami pun langsung melanjutkan perjalanan menuju bislab. Kami menargetkan hari sampai dibslab.
Aku lagi-lagi jadi leader, ditemani Babon, Cemara, Ombak dan Ozon. Kami langsung memotong jalur kearah hutan pinus, sesuai dengan arah yang ditunjukkan oleh kompas. Dalam perjalanan kami menemukan banyak hutan pinus yang batangnnya sudah dipotong untuk diambil getahnya oleh masyarakat sekitar.
Jalan setapak yang kami telusuri didalam hutan membawa kami menuju desa terakhir sebelum kami memasuki daerah Bislab, setelah mendapat jalan pengerasan, kami sempat beristirahat disekitar rumah warga sambil makan cemilan untuk mengisi perut yang mulai keroncongan. Lama tak kunjung datang, kami kembali melanjutkan perjalanan hingga menemukan jalan beton. Disini kami kembali menunggu teman-teman yang masih jauh dibelakang. Karena bosan menunggu, kami kembali melanjutkan perjalanan. sementara itu hari makin sore, kami memutuskan untuk memotong jalur menuju Bislab, masyarakat sekitar bilang bahwa jalur yang kami lalui merupakan jalur paling tercepat menuju Bislab.
Kami turun mengikuti jalur setapak, Babon jalan lebih dulu, disusul Ombak, Cemara, Ozon dan terakhir aku. Tak lupa kami memasang strangline pada jalur yang kami lalui, hanya saja strangline yang kami pasang terbuat dari kantong plastik hitam yang tidak kelihatan saat malam datang. Sialnya, sementara kami memasang strangline dibelakang tiba-tiba saja Babon meninggalkan kami berempat. Entah apa yang ada dipikirannya, tapi kami tidak panik, kami mencoba untuk tetap tenang kemudian melanjutkan perjalanan hingga akhirnya kami sampai disungai menuju Bislab.
Disungai inilah kami beristirahat dan menunggu teman-teman yang masih dibelakang, sementara itu kami tak tau Babon kemana? Kami semua berdoa semoga saja Babon baik-baik saja, bahkan kami sempat berpikiran klo Babon sudah sampai lebih dulu di Bislab. Sekitar 2 jam kami menunggu, namun teman-teman tak kuncung muncul. Setelah makan mie instan dan minum segelas kopi hangat, akhirnya kami berempat memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Bislab. Kami pun menulusuri sepanjang aliran sungai, terkadang kami harus menyeberangi sungai, bagi kami kemana air ini mengalir disitulah letak kemenangan kami. Sesekali kami membuat api unggung dipinggiran sungai agar menjadi jejak untuk teman-teman kami dibelakang.
Tak lama kemudian, disaat kami sedang beristirahat dan mengganti batterai headlamp. Tiba-tiba terlihat cahaya senter dari kejauhan, aku pun langsung menyalakan headlamp yang baru  saja aku ganti batterainya. Tak lama kemudian mereka pun memanggil dari kejauhan, serentak kami pun menjawab. Setelah agak dekat, tenyata 2 orang yang memanggil tadi adalah team peninjau yang ditugaskan untuk mencari peserta lapan, berhubung karena malam telah larut dan peserta lapan yang lainnya tak kunjung datang, kami pun diantar ke camp terakhir.
Setelah sampai ditempat camp, aku hanya sempat minum segelas susu dan kembali lagi untuk mencari teman-teman yang lain yang belum sampai, apalagi salah satu anggota leader juga belum sampai dan tak tau kemana. Proses pencarian dimulai sekitar jam 11 malam, melalui jalur yang berbeda. Aku dan 3 orang dewan senior (ka’ Aconk, ka’ Dandres dan ka’ Rawa) bertugas sebagai team pencari. Setelah terputar-putar dalam hutan selama kurang lebih 3 jam, kami akhirnya sampai diperkampungan dan menemukan tenda teman-teman yang telah berdiri, didalam tenda tersebut semua teman-teman sudah tertidur dengan pulas. Tiba-tiba saja ka’ Dandres langsung membuka pintu tenda dan membangunkan semua peserta lapan untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju Bislab, aku hanya bisa duduk diam dan merenungi nasib salah satu anggota kami yang belum ketemu.
Setelah semua anggota bangun dan packing, sekitar jam setengah 3 subuh kami pun kembali melanjutkan perjalanan menuju Bislab, dengan jalur yang tadi sore aku lewati bersama team leader yang lainnya. Sayangnya kami tidak tembus disungai, kami hanya terputar-putar didalam hutan dan kembali keluar disekitar perkampungan. Sampai akhirnya kembali menemukan jalan beton dan memutuskan untuk mengikuti jalur tersebut sampai Bislab meskipun sedikit lebih jauh.
Pagi pun tiba, terik sinar matahari yang makin lama makin panas seakan-akan mulai membakar kulit. Karena sempat beberapa kali kesasar, makanya perjalanan menjadi semakin lama,  kurang lebih sekitar 24 jam aku berjalan dan tanpa tidur. Akhirnya sekitar jam 11 siang, kami pun sampai di Bislab (camp terakhir). Aku langsung makan dan tidur didalam tenda, sementara teman-teman yang lain juga beistirahat.
Setelah bangun, aku pun langsung mandi di sungai bersama teman-teman yang lain. Setelah mandi badan terasa menjadi segar kembali meskipun masih terasa capek. Tak lama kemudian Babon juga tiba-tiba muncul, dengan penuh luka disekujur tubuhnya, katanya sich dia tersesat. Tau ah.... yang penting dia selamat dan bisa kembali bergabung bersama kami lagi.
Kami pun akhirnya packing dan bersiap-siap kembali ke Makassar, dengan sedikit berjalan kaki menuju jalan raya. Disana Bus jemputan telah menunggu untuk mengantar kami kembali ke Makassar.
Akhirnya perjuangan pun telah selesai, selama 9 hari kami melakukan perjalanan melintasi kabupaten Sinjai, Bone dan berakhir di Biseang Laboro kabupaten Maros. Semoga Latihan Pemantapan ini menjadikan kami semakin mantap dalam mengemban tugas sebagai seorang Pecinta Alam... Amin!

1 komentar: