Lintas Sinjai,
Bone, Maros
Latihan Pemantapan
III
15 s/d 23 Juli 2011
Perjalanan Menuju Kabupaten Maros |
Pagi pun tiba,
mentari bersinar cerah pagi itu. Kami bangun, sarapan, packing dan bersiap-siap
untuk memulai perjalanan. Perjalanan pun dimulai, tak lupa kami berdoa demi
kelancaran kegiatan kami. aku bergabung di kelompok II bersama Magma sebagai
ketua tim, Gurita, Akasia dan Ombak. jalan beraspal menyambut awal perjalanan
kami, disusul jalan beton hingga jalan pengerasan menuju sungai. Sebuah jembatan gantung kami lewati sebelum
kami melewati sebuah perkampungan dan memutuskan untuk camp di sekitar puncak
bulu Laha-laha setelah hari mulai gelap. Kami pun membagi tugas, ada yang
menderikan tenda dan sebagian lagi memasak dan mengambil air. Setelah semuanya
sudah beres, kami makan malam bersama kemudian melanjutkan kegiatan dengan
brifing dan terakhir adalah bubikz...
Tanpa terasa pagi
pun membangunkan kami dari tidur nyenyak kami. satu persatu kepala bermunculan
dari dalam tenda. Kami tak mau
menyia-nyiakan waktu, aku bergegas mengambil air untuk persedian memasak, setelah
packing dan sarapan. Hari ini aku, babon, gurit, ombak dan edelweis bertugas sebagai
Leader, makanya kami berangkat lebih awal dari teman-teman yang lain. Disinilah
kami benar-benar merasakan kerasnya alam, hutan lebat, semak belukar dan sungai
harus kami lalui dengan bersusah payah karena selain bertugas sebagai leader,
kami juga harus membuka jalur baru. Tebasan-tebasan bayonet (parang) tak henti-hentinya
aku layangkan, tapi jangan salah, meskipun kami menebas pohon dan rerumputan
liar, kami tidak merusak ekosistem hutan yang kami lalui karena yang kami
hanyalah ranting-ranting pohon yang menghalang agar bisa dilalui satu orang
saja.
Hari mulai sore,
sampailah kami disebuah persawahan yang membentang luas, sangat jarang rumah
penduduk yang kami temui. Kalau ngak salah aku hanya melihat dua buah rumah
penduduk saja, itu pun saling berjauhan dan kami pun akhirnya memutuskan untuk
camp di dekat salah satu rumah warga yang kami temukan, apalagi hari sudah malam
dan sumber air bersih hanya ada disitu. Setelah semua anggota telah sampai di
camp, kami pun langsung mendirikan tenda dan memasak untuk makan malam,
kemudian brifing dan setelah itu bubikz.
Pagi pun kembali
menyambut, kami segera bergegas untuk melanjutkan perjalanan. Setelah sarapan
dan packing, team leader pun berangkat lebih awal. Hari ke-tiga perjalanan, aku
dan Babon kembali menjadi leader, ditemani Belalang, Akasia dan Cheeta.
Perjananan kami mulai dengan menuruni bukit dan menyebrangi sungai, kemudian
mulai menanjak menulusuri kebun penduduk, hingga akhirnya kami menemukan jalan
setapak yang kemudian membawa kami ke perkampungan.
Sinar matahari pun
mulai terasa terik, setiba diperkampungan, kami pun memutuskan untuk
beristirahat dirumah masyarakat setempat. Setelah beberapa jam beristirahat,
kami kembali melanjutkan perjalanan menulusuri jalan pengerasan disekitar desa
menuju ke arah barat. Tak terasa hari pun semakin sore, sementara itu kami
belum mendapatkan tempat camp yang memadai. Hingga akhirnya kami bertemu dengan
team peninjau (dewan senior) yang kemudian membantu kami untuk mencari tempat
camp. Di ujung perkampungan akhirnya kami menemukan sebuah tanah lapang dan
kami memutuskan untuk camp ditempat tersebut. Setelah semua anggota sampai,
kami langsung mendirikan tenda dan memasak, kemudian makan malam, brefing da
bubikz......
Pagi pun tiba, tak
terasa udah sudah hari ke-empat perjalanan kami. Setelah masak, sarapan dan
packing, team leader pun berangkat lebih dulu. Kali ini Agas, Selulosa, Mahoni,
Gourdam dan Flysheet yang bertugas sebagai leader. Perjananan kami mulai dengan
mengikuti jalan setapak menuju sungai searah dengan arah kompas yang telah kami
kunci pada peta.
Setelah sampai
disungai, kami sempat beristirahat sejenak sambil minum kopi dan cemilan.
Beberapa saat setelah itu, team leader pun kembali melanjutkan perjalanan
menulusuri perkebunan penduduk, sampai-sampai naik memotong sebuah gunung yang
jalurnya cukup terjal. Bahkan kami harus menggunakan webing untuk membantu kami
mencapai punggungan gunung tersebut.
Sesampainya
dipunggungan, kami sempat beristirahat sejenak karena sudah ngos-ngosan, kemudian
kami melanjutkan perjalanan. Kali ini turunan terjal sudah menanti, secara
pelan-pelan pun kami turun, hingga akhirnya menemukan sebuah jalan pengerasan
menuju perkampungan. Kami pun mengikuti jalur tersebut hingga sampai
diperkampungan dan mencari tempat camp disekitar persawahan yang dekat dengan
sumber air.
Malam pun tiba,
tenda-tenda telah didirikan. Sementara itu makan malam juga sudah siap, kami
semua makan bersama-sama dan setalah makan malam kami lanjutkan dengan brefing
kemudian bubikzzzz....
Pagi pun tiba,
sinar matahari pagi kembali menyambut. Segelas teh hangat menemani sarapan kami
dipagi ini. Setelah sarapan dan packing, perjalanan kembali kami lanjukan. Kali
ini aku kembali menjadi leader, ditemani Mahoni, Selulosa, Ceremai dan Flysheet.
Perjalanan dimulai dari tempat camp menulusuri perkebunan penduduk, hingga
memasuki hutan. Dalam perjalanan kami sempat berhenti untuk beristihat dan melakukan
retection, untuk mengetahui posisi kami sekarang dan mengabarkan kepada team
peninjau. Kemudian kami kembali melanjutkan perjalanan menulusuri hutan, sampai
akhirnya tiba disebuah punggungan. Setelah melihat peta, ternyata perkampungan
masih jauh meskipun sudah terlihat. Kami pun akhirnya memutuskan untuk
melanjutkan perjalanan meskipun hari sangat sore. Hutan lebat pun meyambut,
dengan terpaksa kami harus kembali membuka jalur. Tanpa terasa malampun tiba,
sementara perkampungan tak kunjung terlihat. Sialnya lagi penerangan tidak
mencukupi untuk semua anggota, apalagi kami terhadang jurang yang cukup terjal
didepan. Kami pun akhirnya memutuskan untuk camp didalam hutan, kami berusaha
mencari tempat camp yang layak namun tak kunjung dapat.
Akhirnya kami camp
disebuah tempat yang hanya bisa didirikan satu tenda saja untuk anggota
perempuan. Sementara itu anggota laki-laki tidur dibagian luar saja dengan
beralas matras dan beratap flysheet. Untuk makan malam, kami hanya memasak
sedikit saja, yang penting ada yang bisa mengganjal perut dan kami juga tidak
melaksanakan brefing, melihat kondisi teman-teman yang kecapean. Jadi setelah
makan malam, kami langsung beristirahat..... bubikzzzzzzzzzzz................!
Pagi kembali
menyambut..... meski tidur semalam kurang nyenyak tapi aku tetap bersyukur
masih bisa beristirahat. Kami bangun agak kesiangan, ditambah lagi waktu
sarapan dan packing membuat kami jadi terlambat berangkat untuk melanjutkan
perjalanan.
Sekitar pukul
10.00 wita, kami semua berangkat meninggalkan camp, kali ini tidak ada yang
khusus jadi leader. Tetapi siapa saja yang lebih cepat berjalan, maka merekalah
yang dianggap sebagai leader. Target kami hari ini adalah sampai diperkampungan
dan rintangan pertama yang harus kami lalui adalah menyeberangi sungai kecil
yang banyak pacetnya, kemudian membuka jalur menanjak yang banyak semak-semaknya.
Untuk mencapai punggungan saja kami harus bersusah payah, apalagi disekitar
hutan itu banyak terdapat tumbuhan yang sangat gatal apabila terkena kulit.
Salah sau korbannya adalah aku, aku sempat tak mampu berjalan karena gatalnya
tumbuhan tersebut. Untung saja kotak P3K selalu bersamaku. Sehingga rasa gatal
pada lutut dan betisku dapat berkurang setelah aku bersihkan dengan alkohol dan
berikan minyak gosok.
Perjalanan kembali
aku lanjutkan, teman-teman yang lain sudah jauh didepan. Aku termasuk dalam
kelompok paling belakang. Hari hampir sore, dipunggungan teman-teman sudah
menunggu. Sesampainya dipunggungan teman-teman langsung melanjutkan perjalanan
menuju perkampungan, apalagi perkampungan sudah terlihat. Semangat kami kembali
menggebu-gebu lagi, meskipun aku dibarisan paling belakang. Menuruni bukit
dengan sedikit semak-semak merupakan tantangan yang harus kami hadapi menuju
perkampungan dan menyeberangi sungai merupakan tantangan terakhir sebelum kami
sampai diperkampungan.
Tak terasa hari pun
semakin sore, akhirnya kami pun sampai diperkampungan, melewati selah-selah
rumah penduduk, hingga akhirnya kami tiba disebuah lapangan tempat kami camp.
Lucunya kami disambut oleh masyarakat sekitar bagaikan selebriti, semua
masyarakat berkumpul disekitar lapangan untuk melihat kami, bahkan suguhan teh
panas dan cemilan diberikan kepada kami.
Setelah malam
datang, tenda-tenda telah didirikan, serta makan malam juga telah siap. Kami
bergegas makan bersama kemudian melanjutkan kegiatan dengan breefing dan terakhir
bubikzzzz.........
Huaaa............ tak
terasa pagi kembali menyambut, begitu aku menampakkan kepalaku diselah-selah
pintu tenda, aku sedikit terkejut melihat sudah banyak masyarakat yang
berkerumun disekitar tempat camp. Tanpa diminta-minta teh hangat sudah disipkan
oleh masyarakat sekitar, jadi kami cukup beli celiman untuk sarapan.
Setelah sarapan,
kami langsung packing kemudian pamit sama masyarakat yang ada disekitar tempat
camp untuk melanjutkan perjalanan menuju bislab maros. kali ini aku kembali
menjadi leader, ditemani Ozon, Ombak, Akasia dan Agas. Kami memulai perjalanan
menulusuri jalan pengerasan menuju kampung seberang. Di dalam perjalanan kami
melihat banyak sekali kemiri yang sedang dikeringkan oleh masyarakat, mungkin
ini adalah salah satu sumber penghasilan bagi masyarakat setempat.
Setelah kami
sampai di desa terakhir sebelum perbatasan antara kebupaten bone dan maros,
kami memutuskan untuk beristirahat dan berhubung karena hari ini adalah hari
jum’at, maka aku dan beberapa teman yang muslim melaksanakan shalat jum’at
bersama masyarakat setempat. Sementara teman-teman yang perempuan memasak untuk
masak siang.
Setelah shalat
jum’at bersama masyarakat setempat, kami makan siang bersama, kemudian kami
melanjutkan perjalanan. Leader berangkat lebih dulu meninggalkan perkampungan
di ikuti teman-teman yang lain. Menulusuri jalan setapak yang menanjak menuju
hutan, tidak menurunkan semangat kami. dalam perjalanan kami bertemu dengan
beberapa masyarakat yang sedang membawa rotan dari dalam hutan.
Selepas dari hutan
heterogen, kami langsung memasuki hutan pinus. Setelah keluar dari hutan pinus,
kami pun beristirahat sejenak sembari menunggu teman-teman yang masih
dibelakang, Apalagi matahari sudah hampir terbenam.
Tak lama kemudian
semua anggota pun datang, sementara itu perkampungan yang ingin kami tuju masih
cukup jauh, apalagi hari sudah malam. Tetapi kami memutuskan untuk tetap
melanjutkan perjalanan meskipun sudah malam, berhubung karena disekitar tempat
kami beristirahat tidak ada sumber air. Dengan penerangan yang seadanya, kami
pun kembali melanjutkan perjalanan menuju perkampungan, menulusuri jalan
setapak ditengah-tengah heningnya malam, terkadang sesekali suara lolongan
anjing terdengar disaat kami mulai memasuki perkampungan.
Pada akhirnya
sekitar pukul 9 malam, kami memutuskan untuk camp disekitar rumah warga,
berhubung karena (akasia) salah satu anggota perempuan yang sudah tidak mampu
untuk melanjutkan perjalanan. Kami pun langsung mendirikan tenda, sebagian ada
juga yang memasak. kemudian setelah makan malam, kami langsung beristirahat dan
tidak melaksanakan breefing, berhubung karena kondisi teman-teman yang terlalu
capek. Jadi langsung bubikzzzzz...........
Pagi pun kembali
menyambut, hari ini adalah hari ke-delapan perjalanan kami. Sementara itu salah
satu peserta lapan sudah tidak mampu melanjutkan perjalanan, jadi kami langsung
meminta bantuan team peninjau untuk menjemput akasia.
Sembari menunggu team peninjau datang,
sebagian dari kami memasak untuk sarapan. Apesnya lagi, bahan bakar yang kami
bawah sudah hampir habis, jadi untuk menghemat bahan bakar kami menggunakan
kayu bakar untuk memasak. Setelah sarapan siap, kami pun sarapan bersama-sama
kemudian packing untuk melanjutkan perjalanan. Setelah team peninjau datang
untuk menjemput akasia, kami pun langsung melanjutkan perjalanan menuju bislab.
Kami menargetkan hari sampai dibslab.
Aku lagi-lagi jadi
leader, ditemani Babon, Cemara, Ombak dan Ozon. Kami langsung memotong jalur kearah
hutan pinus, sesuai dengan arah yang ditunjukkan oleh kompas. Dalam perjalanan
kami menemukan banyak hutan pinus yang batangnnya sudah dipotong untuk diambil
getahnya oleh masyarakat sekitar.
Jalan setapak yang
kami telusuri didalam hutan membawa kami menuju desa terakhir sebelum kami
memasuki daerah Bislab, setelah mendapat jalan pengerasan, kami sempat
beristirahat disekitar rumah warga sambil makan cemilan untuk mengisi perut
yang mulai keroncongan. Lama tak kunjung datang, kami kembali melanjutkan
perjalanan hingga menemukan jalan beton. Disini kami kembali menunggu
teman-teman yang masih jauh dibelakang. Karena bosan menunggu, kami kembali
melanjutkan perjalanan. sementara itu hari makin sore, kami memutuskan untuk memotong
jalur menuju Bislab, masyarakat sekitar bilang bahwa jalur yang kami lalui
merupakan jalur paling tercepat menuju Bislab.
Kami turun
mengikuti jalur setapak, Babon jalan lebih dulu, disusul Ombak, Cemara, Ozon
dan terakhir aku. Tak lupa kami memasang strangline pada jalur yang kami lalui,
hanya saja strangline yang kami pasang terbuat dari kantong plastik hitam yang
tidak kelihatan saat malam datang. Sialnya, sementara kami memasang strangline
dibelakang tiba-tiba saja Babon meninggalkan kami berempat. Entah apa yang ada
dipikirannya, tapi kami tidak panik, kami mencoba untuk tetap tenang kemudian
melanjutkan perjalanan hingga akhirnya kami sampai disungai menuju Bislab.
Disungai inilah
kami beristirahat dan menunggu teman-teman yang masih dibelakang, sementara itu
kami tak tau Babon kemana? Kami semua berdoa semoga saja Babon baik-baik saja,
bahkan kami sempat berpikiran klo Babon sudah sampai lebih dulu di Bislab.
Sekitar 2 jam kami menunggu, namun teman-teman tak kuncung muncul. Setelah
makan mie instan dan minum segelas kopi hangat, akhirnya kami berempat
memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Bislab. Kami pun menulusuri
sepanjang aliran sungai, terkadang kami harus menyeberangi sungai, bagi kami
kemana air ini mengalir disitulah letak kemenangan kami. Sesekali kami membuat
api unggung dipinggiran sungai agar menjadi jejak untuk teman-teman kami
dibelakang.
Tak lama kemudian,
disaat kami sedang beristirahat dan mengganti batterai headlamp. Tiba-tiba
terlihat cahaya senter dari kejauhan, aku pun langsung menyalakan headlamp yang
baru saja aku ganti batterainya. Tak
lama kemudian mereka pun memanggil dari kejauhan, serentak kami pun menjawab.
Setelah agak dekat, tenyata 2 orang yang memanggil tadi adalah team peninjau
yang ditugaskan untuk mencari peserta lapan, berhubung karena malam telah larut
dan peserta lapan yang lainnya tak kunjung datang, kami pun diantar ke camp
terakhir.
Setelah sampai
ditempat camp, aku hanya sempat minum segelas susu dan kembali lagi untuk
mencari teman-teman yang lain yang belum sampai, apalagi salah satu anggota
leader juga belum sampai dan tak tau kemana. Proses pencarian dimulai sekitar jam
11 malam, melalui jalur yang berbeda. Aku dan 3 orang dewan senior (ka’ Aconk,
ka’ Dandres dan ka’ Rawa) bertugas sebagai team pencari. Setelah terputar-putar
dalam hutan selama kurang lebih 3 jam, kami akhirnya sampai diperkampungan dan
menemukan tenda teman-teman yang telah berdiri, didalam tenda tersebut semua
teman-teman sudah tertidur dengan pulas. Tiba-tiba saja ka’ Dandres langsung
membuka pintu tenda dan membangunkan semua peserta lapan untuk kembali
melanjutkan perjalanan menuju Bislab, aku hanya bisa duduk diam dan merenungi
nasib salah satu anggota kami yang belum ketemu.
Setelah semua
anggota bangun dan packing, sekitar jam setengah 3 subuh kami pun kembali
melanjutkan perjalanan menuju Bislab, dengan jalur yang tadi sore aku lewati
bersama team leader yang lainnya. Sayangnya kami tidak tembus disungai, kami
hanya terputar-putar didalam hutan dan kembali keluar disekitar perkampungan.
Sampai akhirnya kembali menemukan jalan beton dan memutuskan untuk mengikuti
jalur tersebut sampai Bislab meskipun sedikit lebih jauh.
Pagi pun tiba,
terik sinar matahari yang makin lama makin panas seakan-akan mulai membakar
kulit. Karena sempat beberapa kali kesasar, makanya perjalanan menjadi semakin
lama, kurang lebih sekitar 24 jam aku
berjalan dan tanpa tidur. Akhirnya sekitar jam 11 siang, kami pun sampai di
Bislab (camp terakhir). Aku langsung makan dan tidur didalam tenda, sementara
teman-teman yang lain juga beistirahat.
Setelah bangun,
aku pun langsung mandi di sungai bersama teman-teman yang lain. Setelah mandi
badan terasa menjadi segar kembali meskipun masih terasa capek. Tak lama
kemudian Babon juga tiba-tiba muncul, dengan penuh luka disekujur tubuhnya,
katanya sich dia tersesat. Tau ah.... yang penting dia selamat dan bisa kembali
bergabung bersama kami lagi.
Kami pun akhirnya
packing dan bersiap-siap kembali ke Makassar, dengan sedikit berjalan kaki
menuju jalan raya. Disana Bus jemputan telah menunggu untuk mengantar kami
kembali ke Makassar.
Akhirnya
perjuangan pun telah selesai, selama 9 hari kami melakukan perjalanan melintasi
kabupaten Sinjai, Bone dan berakhir di Biseang Laboro kabupaten Maros. Semoga
Latihan Pemantapan ini menjadikan kami semakin mantap dalam mengemban tugas
sebagai seorang Pecinta Alam... Amin!